Archive | HUBUNGAN KERJA RSS for this section

MENGAPA BOS WANITA KURANG DISUKA?

Sudah bukan rahasia lagi bila wanita yang jadi atasan biasanya kurang disukai. Wanita cenderung tidak dapat membedakan urusan pekerjaan dan urusan pribadi sehingga sering kali ketika berselisih paham di ruang rapat, perselisihan juga dibawa hingga keluar kantor. Begitu mungkin yang pernah Anda amati.

Sebuah penelitian baru tampaknya mempertegas anggapan ini. Responden dari penelitian, yang terdiri atas para karyawan, memandang wanita bos lebih temperamental dan cenderung terlibat dalam politik kantor. Wanita cenderung moody dan senang membicarakan bawahannya kepada rekan kerja yang lain. Pendeknya, mimpi buruk deh bila punya atasan wanita!

Penelitian yang menjaring 3.000 pria dan wanita ini juga mendapati bahwa tiga perempat pria (75 persen) sepakat bahwa mereka lebih senang bekerja untuk atasan pria. Namun hal ini ternyata tidak cuma dirasakan karyawan pria.

Dua pertiga dari wanita yang disurvei (63 persen) mengatakan, lebih memilih bos pria karena mereka biasa to the point, berbicara langsung pada intinya, sehingga lebih mudah dihadapi. Bos pria juga tidak punya maksud-maksud tersembunyi dari apa yang dikatakannya, tidak mengalami mood swing, atau terlibat dalam politik kantor. Mereka juga lebih logis, demikian menurut 14 persen responden.

Seperempat responden wanita menuduh bos wanita sering menusuk dari belakang, dan membawa masalah pribadi ke kantor. Sepertiga dari mereka yang disurvei juga mengatakan bahwa wanita yang memiliki kekuasaan sering merasa terancam oleh bawahannya.

“Hal ini menunjukkan bahwa meskipun wanita lebih mampu mengembangkan peran manajemen, ada pula yang tidak memiliki kemampuan ‘kunci’ yang diperlukan untuk menjadi atasan yang baik,” Hal itu sesuai dengan survey yang diadakan di sebuah study karir dan dunia kerja.

Tentu, tidak ada yang meragukan kecerdasan wanita untuk menempati posisi senior, namun wanita umumnya sulit didekati dan sangat kompetitif. Hal ini mungkin disebabkan karena wanita sering kali berlidah tajam, dan sering moody akibat tamu bulanannya. Penilaian buruk lain mengenai bos wanita adalah terlalu klik-klikan, terlalu bersaing, dan sering mengkhawatirkan penampilannya.

Meskipun demikian, penelitian ini toh juga menghasilkan responden yang “pro” dengan atasan wanita. Mereka yang memilih atasan wanita mengatakan bahwa wanita justru lebih mudah didekati, ramah, dan lebih mampu memahami ketika ada anak buah yang minta izin untuk merawat anak yang sakit.

Studi ini juga menunjukkan bahwa rata-rata karyawan memiliki dua bos wanita dan tiga bos pria. Sepertiga responden pernah mengundurkan diri dari perusahaan karena tidak menyukai atasannya dan mayoritas dari responden wanita mengaku keluar dari pekerjaan karena tidak cocok dengan bos wanita.

Model dan Kebiasaan Kaum Pria yang cendrung disuka dalam memimpin :
1. To the point
2. Cenderung tidak terlibat dalam politik kantor
3. Mudah menalar
4. Tidak bersikap bitchy terhadap rekan kerja yang lain
5. Tidak sering mengalami mood swing
6. Bisa meninggalkan masalah pribadinya
7. Tidak mengalami gangguan “bulanan”
8. Cenderung bisa berbagi minat yang sama
9.  Tidak merasa terancam ketika yang lain lebih menonjol dalam bekerja
10. Lebih logis

 

 

STRATEGI AGAR KARIR TETAP MENANJAK

Mempertahankan karier memang lebih sulit dibanding membangun, tapi banyak juga yang belum menyadarinya sehingga mengalami kegagalan dalam mempertahankan prestasi dan kinerjanya. Sebagai wanita karir dalam menghadapi pekerjaan tentu menemui berbagai hal yang menjadi hambatan, Karena itu, jika ingin awet di posisi puncak, Anda perlu punya tiga strategi ampuh ini:

1. Waktu
Manfaatkan waktu sebanyak mungkin untuk hal-hal yang Anda orientasikan pada pertumbuhan dan kestabilan karier. Di antaranya dengan mengikuti workshop yang bisa mengasah kemampuan Anda dan menjalin networking sebanyak mungkin.

2. Materi
Tidak peduli berapa besar penghasilan Anda saat ini, upayakan untuk menginvestasikan kembali uang tersebut ke hal-hal yang bisa mendukung karier, seperti sekolah lagi dan sebagainya.

3. Orang-orang di sekitar Anda
Manusia adalah makhluk sosial, dalam meraih sesuatu kita membutuhkan bantuan orang lain. Investasikan orang-orang ini dengan cara memperlakukan mereka dengan baik. Sehingga ketika Anda membutuhkan mereka, dengan senang hati mereka akan membantu Anda.

 

 

TIPS MENEGUR ATASAN

Sebuah kantor pastilah mebutuhkan seorang pemimpin atau Bos, dan Bos memang atasan Anda di kantor. Ia adalah pemimpin tim kerja. Namun, itu tidak berarti dia tahu segalanya dan keputusan-keputusan yang ia ambil selalu benar. Ada kalanya, cara-cara atau keputusan yang diambilnya tidak cukup strategis, bahkan menurut Anda, jika diteruskan, ini bisa mengakibatkan kegagalan pencapaian target.


Nah, bila Anda tahu keputusan bos salah, haruskah Anda mengikutinya? Kalau benar-benar tidak sreg di hati, bolehkah Anda bicara? boleh saja. Tapi, sebelum melakukannya, lihat dulu seberapa dekat dan baik hubungan Anda dengannya. Perhatikan juga karakter bos dan situasi saat itu. Jangan sampai si bos menganggap Anda sok tahu meski maksud Anda adalah ingin memberitahukannya secara baik-baik.

Agar atasan mau mendengarkan, kuncinya adalah sikap elegan sehingga Anda sebagai wanita karir tidak terkesan menohok egonya. Lima cara ini boleh juga Anda coba.

1. Bicarakan Berdua
Minta waktu khusus dengan bos, untuk berbicara berdua saja. Mengumbar kesalahannya di depan orang lain dalam rapat sama sekali tidak dianjurkan. Jangan pernah membuat bos terlihat bodoh atau buruk di depan orang lain.

2. Berbekal fakta

Buat persiapan, tentukan hal-hal kunci atau paling penting yang menurut Anda perlu didiskusikan. Kumpulkan berbagai fakta dan dokumen penting yang mendukung. Persiapkan ide-ide atau alternatif solusi yang bisa memperbaiki ide-ide bos. Dengan demikian, ketika dia “menantang” dengan ide-ide lebih baik, Anda tidak gelagapan dan menunjukkan Anda hanya jago bicara belaka. Selain itu, jika siap dengan ide, dia akan melihat Anda memiliki komitmen untuk menolongnya dan bersikap profesional.

3. Fokus pada masalah
Untuk memulai pembicaraan, katakan bahwa Anda sudah memahami pendapat atau arahannya, dengan menyebutkannya secara pasti apa saja poin yang pernah disampaikannya. Jika dia mengiyakan, giliran Anda mengemukakan pendapat dengan alasan untuk memperkuat target yang diharapkannya. Mungkin akan terjadi adu argumen setelahnya. Karenanya, berusahalah tetap fokus pada masalah, fakta, dan bersikap tenang.

4. Tetap menghargai
Jaga emosi dan tetap tunjukkan sikap menghargai. Jangan pernah menggunakan kata-kata pedas, kritik yang menjatuhkan, bahkan lelucon sebagai sindiran. Bagaimana pun ia adalah atasan Anda. Berpikirlah bahwa setiap orang bisa saja keliru, termasuk seorang bos yang sangat brilian sekalipun.

Cobalah berempati. Suatu ketika, Anda akan menjadi bos juga. Bisa sudah tiba saatnya, tentu Anda juga ingin dihargai karyawan, apa pun kondisinya, bukan?

5.Jangan memaksakan diri
Tak usah berharap semua ide Anda diterima. Bahkan mungkin akhirnya Anda yang harus menerima dan menjalankan ide atasan. Selama ide bos tidak membahayakan jiwa, tidak menurunkan martabat serta integritas, atau tidak bertentangan dengan keyakinan prinsip Anda, sebaiknya ikuti saja.

Lakukan dengan kesungguhan dan berusahalah menemukan pemahaman di beberapa hal yang tidak Anda mengerti. Lalu bekerjalah sebaik-baiknya, dan tetap berpikir positif terhadap bos. Jangan lupa, secara berkelanjutan, berikan laporan setiap perkembangan yang Anda lakukan.

KETIKA ATASAN ANDA MEMANDANG SEBELAH MATA

Ketika anda sebagai wanita karir terjun di dunia kerja dengan kondisi yang sesuai tentu menjadi dambaan, seperti bekerja di tempat yang nyaman, dengan lingkungan kerja positif, saling membangun dan mendukung tanpa pilih kasih memang menyenangkan. Tipe atasan menjadi salah satu faktor yang menentukan. Jika Anda memiliki tipe atasan yang cenderung pilih kasih dengan salah seorang rekan kerja Anda, atau yang kerap dianggap anak emas, jangan dulu menyerah.


Jangan lantas menyerah dengan memutuskan pindah kerja, sebelum menaklukkan tipe atasan seperti ini. Tetapi, lebih dahulu kenali apakah benar atasan Anda pilih kasih, atau jangan-jangan Anda hanya terpancing desas-desus kantor yang tak jelas pemicunya.

Atasan yang pilih kasih memiliki ciri, kerap mengutamakan kepentingan anak emasnya dibanding karyawan lain. Kedekatan dengan anak emasnya, bisa disebabkan banyak hal. Seperti si anak emas adalah “titipan” bos dari atasan Anda. Atau boleh jadi, si anak emas ini memang pintar mengambil hatinya. Meskipun anak emas ini tak memiliki kompetensi yang luar biasa.

Sikap pilih kasih ini semakin terlihat nyata ketika si anak emas, tak peduli ia berkompeten atau tidak, tetap didahulukan oleh atasan daripada anak buah lainnya yang lebih punya kompetensi. Terutama untuk mendapatkan kesempatan promosi.

Solusinya:

1. Cari celah supaya atasan melirik Anda dengan bekerja maksimal. Misalnya, menyelesaikan tugas yang ia perintahkan dalam waktu singkat, membuat presentasi cemerlang dalam rapat. Usahakanlah hasil kerja Anda melebihi si anak emas. Atasan juga manusia biasa. Bila ia melihat Anda adalah karyawan terbaik, dia tidak akan lagi memandang sebelah mata pada Anda.

2. Buang segera pikiran negatif yang hanya akan membuat Anda terus terpuruk dengan perasaan kesal dan sakit hati. Berpikirlah positif. Jangan pernah memberikan celah pikiran negatif memengaruhi kerja. Anggap saja ini sebuah permainan, dan keluarkan jurus terbaik Anda untuk memenangkan pertarungan dengan si anak emas.

10 KALIMAT YANG DIBENCI ATASAN

Seringkali kita menemukan aturan tak tertulis ketika bekerja di kantor. Salah satunya, bagaimana harus menghadapi atasan. Misalnya, bagaimana harus berbicara dan berperilaku di depan atasan, agar Anda sebagai wanita karir tidak dianggap sok tahu, menjilat, atau tidak tahu diri. Untuk itu, Anda perlu mengamati hal-hal yang tidak seharusnya Anda ucapkan kepada atasan.

1. Suka Membanggakan diri. “Saya kemarin sudah membantu dia untuk menyelesaikan semua pekerjaannya sampai selesai.” Kalimat membanggakan diri seperti ini sebaiknya Anda hindari. Mungkin, Anda ingin memberitahu atasan bahwa Anda sudah bekerja keras, namun sadari bahwa kalimat ini seperti mendikte bos Anda untuk memberikan penilaian baik kepada Anda. “Sebaiknya, jangan menangani setiap pekerjaan baru yang bukan pekerjaan Anda sebelum mendapat izin dari atasan Anda terlebih dulu,” ungkap konsultan karier Tony Lee.

Jika Anda merasa sudah mengerjakan semua pekerjaan Anda dengan baik, tak ada salahnya membantu orang lain. Namun lebih baik Anda berfokus untuk memikirkan apa yang harus Anda lakukan selanjutnya.

2. Sering Menggunakan kata-kata berlebihan. “Saya sudah mengamankan semua tempat itu untuk simposium penting Bapak.” Alih-alih si bos terkesan, mungkin ia malah akan merasa kebingungan dan menganggap Anda terlalu berlebihan dengan kata-kata Anda. Tak perlu menulis berbagai kalimat yang bombastis atau berlebihan ketika Anda sedang menulis memo atau membalas email dari atasan. Gunakan bahasa yang baik namun singkat dan jelas, seperti ‘Saya sudah memesan ruangan untuk rapat.”

3. Membahas Masalah keluarga. Rasanya atasan tak perlu tahu tentang kegiatan yang menyangkut keluarga Anda, kecuali untuk kondisi tertentu seperti orangtua atau anak yang sakit atau meninggal dunia. Di luar itu, ada dua hal yang dianggap tak penting bagi bos. Misalnya, Anda mengungkapkan keinginan untuk bisa menemani anak di sekolah setiap hari. Pertama, ia mungkin tak tertarik dengan kegiatan Anda di luar kantor. Kedua, ungkapan Anda secara tidak langsung ditanggapi bos sebagai keluhan bahwa Anda tidak bahagia di kantor. Lalu, ucapan Anda dianggap sebagai penolakan Anda untuk bekerja lembur atau menangani proyek yang sedang Anda siapkan. Repot, kan?

4. Jangan Terlalu merendah. Ketika atasan memanggil Anda karena keberhasilan atau prestasi Anda, jangan bersikap sok merendah apalagi sambil mengatakan “Ah, ini bukan apa-apa, kok.” Hindari juga meremehkan kerja keras orang yang ada di belakang Anda. Sebagian besar wanita diajarkan untuk tidak terlalu membanggakan diri karena keberhasilan. “Banyak wanita yang akhirnya tak nyaman ketika mendapatkan pujian atas keberhasilannya, sehingga cenderung untuk merendah,” ungkap konsultan karier Jocelyn Giangrande. Ketika menerima sebuah pujian atas kerja keras Anda, belajarlah untuk tersenyum dan mengucapkan terima kasih.

5. Menjadi mata-mata. “Tak ada seorang pun yang menyukai informan atau mata-mata,” ungkap Lubin Sherman, executive coach LAUNCH, sebuah website pengembangan diri dan kepemimpinan. Tak perlu melaporkan semua manipulasi yang dilakukan rekan kerja Anda selama bekerja kepada atasan, percaya saja bahwa sebenarnya atasan sudah mengetahui hal tersebut. Daripada mencari muka dengan menunjukkan kesalahan orang lain, lebih baik fokus dengan pekerjaan Anda sendiri. Selain tak disukai oleh bos, perbuatan Anda ini juga pasti akan dibenci oleh rekan kerja Anda.

6. Jangan Merasa paling benar. Ketika atasan tidak membalas ataupun membaca email Anda, seharusnya Anda aktif bertanya, jangan hanya menunggu. Jika bos Anda tidak membalas email penting yang Anda butuhkan, ingatkan dia dengan sopan untuk memastikan bahwa ia telah menerimanya. Lebih baik telepon saja, atau datangi ruangannya dan sampaikan hal itu secara pribadi.

7. Mempertanyakan Kemungkinan promosi. “Jawaban dari pertanyaan ini adalah ‘Ini bukan urusanmu!’,” ungkap konsultan karier Jean Baur. Selain itu, mempertanyakan hal ini justru akan membuat atasan semakin yakin bahwa Anda belum layak menerima promosi tersebut. Langkah pertama yang harus dilakukan untuk mendapatkan kesuksesan adalah fokus dengan pekerjaan pribadi, bukan orang lain.

8. Sombong. Jangan pernah sekali-kali mengatakan, “Bagaimana kalau saya tidak ada, pasti berantakan!” Kalimat ini bernada sombong dan merendahkan orang lain. Jika ingin atasan mencatat prestasi Anda, mintalah ia untuk mengevaluasi pekerjaan Anda setelah selesai. Yang paling penting adalah hasil akhir dari pekerjaan Anda, dan bukan sekadar kalimat abstrak sebagai bentuk pujian untuk diri sendiri.

9. Bergosip. Jangan penuhi kantor Anda dengan gosip-gosip tak penting dan berharap atasan akan tertarik mendengarnya. Mungkin langkah ini Anda lakukan sebagai cara untuk berteman dengan atasan, namun kemungkinan usaha ini akan menjadi bumerang yang berdampak buruk pada citra Anda di depan atasan.

10. Membanding-bandingkan. Salah satu hal yang akan sangat menyebalkan adalah jika Anda tak bisa berhenti membandingkan tentang kondisi perusahaan, dan berbicara tentang pekerjaan lama Anda. “Cara yang paling baik untuk meningkatkan karier Anda adalah dengan bekerja sebaik-baiknya di perusahaan yang baru,” ungkap Lubin Sherman.